Selasa, 02 Februari 2016

Jeet Kune Do

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Jeet Kune Do
JeetKuneDo.svg
lambang Jeet Kune Do
The Taijitu merepresentasikan yin dan yang. The Tulisan kanjib bertuliskan: "Using no way as way" & "Having no limitation as limitation". The arrows represent the endless interaction between yang and yin.[1]
Juga dikenal sebagai JKD, Jeet Kun Do, Jun Fan Jeet Kune Do
Fokus Eclectic & Hybrid
Pencipta Bruce Lee
Orang tua Officially Wing Chun, Boxing, Fencing, & Taekwondo (Supposedly)
Jeet Kune Do () disingkat JKD, dalam bahasa Mandarin 'Jié quán dào, dalam Bahasa kanton: Jit kyùn dou adalah sebuah seni bela diri yang diciptakan oleh Bruce Lee. Dia tidak hanya mempelajari Wing Chun, tapi juga tinju anggar, karate, arnis, jujitsu, judo, dan pencak silat. Dari berbagai macam beladiri tersebut kemudian dipadukan dan disederhanakan sehingga terbentuklah sebuah seni bela diri yang praktis dan mudah di kuasai seseorang. JKD merupakan seni bela diri yang mengutamakan karakter dan kemampuan diri sendiri, jadi setiap praktisi JKD diharapkan untuk menjadi dirinya sendiri.

Daftar isi

Tentang Jeet Kune Do

Bruce Lee menginginkan untuk menciptakan seni beladiri yang tak terbatas dan bebas. Kemudian dalam perkembanganya, Jeet Kune Do di ciptakan bukan hanya untuk menjadi petarung yang lebih baik, namun juga sebagai seni untuk pengembangan diri. untuk menggambaran pandangannya itu, di th 1971 pada artikel majalah Black Belt, Lee mengatakan
“biarkan itu dipahami untuk sekali ini dan seterusnya bahwa saya tidak menemukan gaya yang baru, mencampur atau memodifikasi. Saya sama sekali tidak menetapkan jeet kune do dalam bentuk aturan yang jelas oleh hukum yang membedakan(mencirikan) bentuk ini atau metoda itu . sebaliknya, saya berharap untuk membebaskan teman teman saya dari pembudakan gaya, pola dan doktrin”.
— Bruce Lee[2]
Jeet Kune Do tidak hanya mendukung kombinasi dari berbagai aspek gaya yang berbeda, tetapi juga telah mengubah banyak aspek yang diadopsi dan di sesuaikan dengan kemampuan seorang praktisi.[butuh rujukan] dan JKD mendukung para praktisi untuk menterjemahkan berbagai teknik untuk dirinya sendiri, dan mengubahnya untuk tujuan mereka sendiri. Sebagai contoh, lee hampir selalu meletakan tangan yang kuat di depan dan yang lebih lemah di belakang, dengan sikap kuda kuda seperti ini, ia menggunakan tehnik dari tinju, anggar, dan Wing Cun. Seperti halnya anggar posisi sperti ini disebut sebagai “posisi siap siaga”. Lee menggabungkan posisi ini dalam JKDnya, seperti yang dia rasakan ini menjadikan mobilitas yang terbaik. Lee merasakan bahwa tangan yang dominan atau terkuat haruslah di depan karena akan bekerja lebih banyak. Lee meminimalkan penggunaan sikap yang lain kecuali ketika keadaan menjamin aksinya. Walaupun posisi “siap siaga” itu adalah posisi yang baik, ini bukan berarti hanya terpaku pada satu bentuk itu saja. Lee mengakui bahwa pada saat yang lain posisi yang lain harus digunakan.

Sistem

Pada tahun 1967. ketika Bruce Lee pertama kali memulai meneliti gaya bertarung (fighting styles), dia memberi nama seni bela dirinya dengan nama Jun Fan Gung Fu. Ini adalah hasil proses pegembangan beladirinya dari  perjalanan panjangnya dalam dunia seni beladiri yang ia tekuni. Bruce Lee menyatakan bahwa konsepnya bukanlah kumpulan berbagai hal yang terbaik dari segala sesuatu untuk membentuk suatu sistem, melainkan menyaringnya. Sebagai gambaran untuk menggambarkan filosofi lee tentang membuang sesuatu yang tak berguna, dia mengumpamakan apa yang dilakukan pematung ketika membuat karya, dari sebongkah tanah liat, kemudian membuang yang “tidak di perlukan”  lalu menghasilkan karya, inilah apa yang dia anggap sebagai sesuatu yang memperlihatkan inti pertarungan JKD, Bruce Lee, dan JKDnya, banyak di pengaruhi oleh tinju dan anggar. Walaupun konsep utamanya berasal dari Wing Chun (seperti teori garis tengah dan pukulan tegak lurus, serta serangan lurus, (forward pressure) Lee mengubah sikap kuda-kuda Wing Chun menjadi apa yang dia klaim lebih fleksibel adalah anggar dan tinju. Pernyataan tersebut membuatnya untuk tidak kaku dalam berdiri. Sebagai contoh sebagai ganti cara mengatur kaki untuk posisi tubuh dalam posisi bertempur maksimal yang saling berhadapan dengan lawan, JKD menggunakan terjangan masuk tanpa membutuhkan teknik dari wingcun
Bruce Lee menginginkan untuk menciptakan seni beladiri yang tak terbatas dan bebas. Kemudian selama mengembangkan Jeet Kune Do, dia akan mengembangkan gagasnya itu termasuk seni untuk pengembangan diri, bukan hanya untuk menjadi petarung yang lebih baik. untuk menggambaran pandangan lee, di th 1971 pada artikel majalah Black Belt, Lee mengatakan "biarkan itu dipahami untuk sekali ini dan seterusnya bahwa saya tidak menemukan gaya yang baru, mencampur atau memodifikasi.  Saya sama sekali tidak menetapkan jeet kune do dalam bentuk aturan yang jelas oleh hukum yang membedakan (mencirikan) bentuk ini atau metoda itu . sebaliknya, saya berharap untuk membebaskan teman teman saya dari pembudakan gaya, pola dan doktrin”.
Ketika berlatih gulat (Western wrestling), Lee pernah suatu saat dijepit oleh lawan yang lebih ahli, yang mengatakan apa yang akan lee lakukan jika dia mengalami situasi yang demikian dalam pertarungan yang nyata. Lee menjawab “ tentu saja aku akan menggigitmu”. Salah satu teori JKD adalah petarung harus melakukan apa saja yang diperlukan untuk melindungi dirinya, dengan mengabaikan dari mana teknik yang digunakan itu berasal.
Lee  menunjukan Jeet Kune Do adalah untuk mematahkan apa yang dia klaim faktor yang membatasi di dalam latihan gaya trdisional, dan mencari hipotesa cara bertarung yang dia percaya hanya dapat ditemukan dalam suatu pertarungan. Jeet Kune Do sekarang ini terlihat sebagai asal mula dalam ungkapan modern adalah hybrid martial arts. (pesilangan seni beladiri)
Jeet Kune Do tidak hanya mendukung kombinasi dari berbagai aspek gaya yang berbeda, itu juga  telah mengubah banyak aspek yang diadopsi di sesuaikan dengan kemampuan seorang praktisi. Apalagi  JKD mendukung para praktisi untuk menterjemahkan berbagai teknik untuk dirinya sendiri, dan mengubahnya untuk tujuan mereka sendiri. Sebagai contoh, lee hampir selalu meletakan tangan yang kuat di depan dan yang lebih lemah di belakang, dengan sikap kuda kuda seperti ini ia menggunakan elemen dari tinju, anggar, dan Wing Cun. Seperti halnya anggar posisi sperti ini disebut “posisi siap siaga”. Lee menggabungkan posisi ini dalam JKDnya, seperti yang dia rasakan itu ngnyajikan mobilitas yang terbaik secara keseluruhan. Lee merasakan bahwa tangan yang dominan atau terkuat haruslah di depan karena akan bekerja lebih banyak. Lee meminimalkan penggunaan sikap yang lain kecuali ketika keadaan menjamin aksi seperti itu. Walaupun posisi “siap siaga” itu adalah posisi yang baik secara keseluruhan, itu tidak berarti hanya satu bentuk itu. Lee mengakui bahwa pada saat yang lain posisi yang lain harus digunakan.
Lee merasa ciri dinamis dari JKD adalah yang memungkinkan bisa dilakukan bagi praktisi tersebut untuk menyesuaikan perubahan dan gejolak dalam suatu pertarungan. Lee percaya bahwa keputusan itu harus dilakukan dengan alasan (latar belakang) pertarungan yang nyata atau pertarungan bebas ("all out sparring"). Dia percaya bahwa dalam keadaan seperti itu seseorang akan menganggap teknik tersebut pantas untuk dipakai.
Bruce Lee tidak menitik beratkan pada penghafalan bentuk latihan mandiri (solo training forms)  atau “Kata” (dalam karate), seperti banyak dipakai sebagian besar gaya tradisional yang dilakukan untuk latihan pemula. Lee sering membadingkan bentuk yang dilakukan tanpa lawan sama dengan mencoba belajar berenang di atas tanah kering. Lee meyakini bahwa pertarungan yang nyata adalah hidup dan dinamis. keadaan dalam pertarungan berubah dari sepersejuta detik ke sepersejuta detik brikutnya, dan dengan begitu untuk mengatur sebelumnya suatu pola dan teknik tentu tidak cukup waktu pada saat berhadapan dengan situasi yang selalu berubah. Dan ada sebuah ungkapan untuk pemikiran ini, lee suatu kali menulis: “dalam ingatan dari manusia mengalir, memenuhi dan disimpangkan oleh keburukan kuno”, yang dimaksud keburukan kuno itu adalah apa yang lee pikirkan dari seni beladiri kuno.
Uraian dan metoda Bruce Lee kelihatan seperti kontrofersial  pada masanya, dan hingga sekarang. Banyak guru dari sekolah tradisional tidak setuju dengan gagasan yang dikeluarkanya.
Gagasan dari pelatihan silang (cross-training) dalam Jeet Kune Do sama dengan latihan dari (seni beladiri gabungan) Mixed Martial Arts (MMA) pada masa modern -- Bruce Lee telah di pertimbangkan oleh president UFC  Dana White sebagai “bapak seni beladiri gabungan” ("father of mixed martial arts"). Banyak pemikiran Jeet Kune Do menjadi dasar dari MMA. Ini khusunya dalam hal penghargaan pada cakupan pertarungan JKD (JKD "Combat Ranges").  Seorang murid mengharapkan untuk belajar berbagai variasi sistem pertarungan dengan masing masing cakupan pertarunganya, dan dengan begitu menjadi efekfif untuk semua, seperti halnya dalam MMA.

Prinsip Jeet Kune Do

Memahami berbagai prinsip yang lee masukan dalam Jeet Kune Do. Dia yakin bahwasanya pertarungan sebenarnya adalah yang dibuktikan sendiri, dan akan membawa kesukseskan bertarung jika memahami 4 macam teknik bertarung  (The "4 Combat Ranges" ) terutama adalah apa yang dia yakini merasuk sepenuhnya.menjadi seni beladiri nya. Ini juga prinsip yang kebanyakan berhubungan dengan mixed martial arts. Praktisi JKD juga  menyumbangkan gagasan bahwa pertahanan yang terbaik adalah serangan gencar. Karena itu timbul prisip “menahan”/mencegat. Lee yakin bahwa  ketika lawan melakukan serangan pada seseorang dia harus bergerak kearah lawanya. Ini membuka sebuah peluang untuk menghadang serangan itu atau gerakanya. Prinsip dari pencegatan ini lebih dari sekedar mencegah serangan fisik. Lee yakin bahwa banyak tanpa kata dan sandi ( gerakan yang tak terduga yang tidak di pedulikan lawan) akan dirasakan  atau “dicegat” dan dengan demikian menjadi suatu keuntungan tersendiri.          5 cara menyerang ("5 Ways of Attack") adalah kategori serangan yang membantu para praktisi Jeet kune do mengorganisir tempo pertarunganya dan termasuk bagian serangan dari JKD. Konsep menghentikan pukulan dan tendangan dan elakan yang bersamaan dengan pukulan adalah mengambil dari anggar dan termasuk bagian pertahanan dari JKD. Konsep itu di modifikasi untuk pertarungan tangan kososng  dan di terapkan dalam kerangka JKD oleh lee. Konsep itu juga merupakan keistimewaan untuk prisip pencegatan.

(Jadilah air) Be water

Lee yakin bahwa sitem beladiri harus sefleksibel mungkin. Dia sering menggunakan air sebagai sebuah perumpamaan untuk menjelaskan mengapa fleksibilitas adalah sifat yang sangat dibutuhkan dalam seni beladiri. Air memiliki fleksibilitas yang tak terbatas. Dia dapat terlihat transparan namun disaat yang lain dapat menyembunyikan sesuatu dari penglihatan. Dia dapat terpecah dan mengalir kesegala arah, bergabung di sisi yang lain, atau dia dapat menyusup kesegala sesuatu, dia juga dapat mengikis batu yang keras dengan tetesan lembut padanya atau dapat mengalir melewati kerikil kerikil kecil. Lee yakin bahwa sistem seni beladiri harus memiliki sifat tersebut. JKD menolak latihan sistem tradisional, gaya bertarung dan ilmu pendidikan confucian (Confucian pedagogy) yang di gunakan pada sekolah kung fu tradisional karena kekurangan pada fleksibilitasnya. JKD dihaurskan untuk menjadi konsep yang dinamis yang selalu berubah, dengan begitu menjadi sangat fleksibel ”memahami apa yang berguna dan mengabaikan yang tidak bergua” ("Absorb what is useful; Disregard that which is useless" ) adalah sesuatu yang seringkali dikutip dalam peribahasa Bruce Lee. Murid  JKD dengan giat belajar setiap bentuk dari semua pertarungan. Ini dipercaya akan memperluas pengetahuan seseorang pada sistem pertarungan yang lainya; untuk menerapkan berbagai teknik(materi) pada seseorang sebaik untuk mengetahui bagaimana untuk melindungi diri melawan taktik yang demikian.

Teori Garis Tengah

Teori garis tengah adalah garis imajiner yang ditarik secara vertikal dari pusat tubuh manusia saat berdiri, dan mengacu pada ruang di depan tubuh. Jika kita menggambar sebuah segitiga sama kaki di lantai, dimana tubuh kita membentuk sebagai dasar dan dua lengan kita sebagai kaki dari segitiga sama kaki, maka (tinggi segitiga) adalah dua sisi yang sama. Ini adalah Konsep Wing Chun untuk mengeksploitasi, mengontrol dan mendominasi garis tengah lawan. Semua serangan, pertahanan, dan pergerakan yang dirancang untuk menjaga garis tengah Anda sendiri saat memasuki ruang tengah lawan. Lee dimasukkan teori ini ke dalam JKD dari Sifu nya Yip Man.
Tiga pedoman teori tengah adalah:
  1. Orang yang mengontrol garis tengah akan mengontrol pertarungan.
  2. Melindungi dan menjaga garis tengah Anda sendiri sementara Anda mengontrol dan mengeksploitasi lawan.
  3. Kontrol garis tengah dengan menduduki itu

0 komentar:

Posting Komentar